Selagi Kau terlelap, Aku membayangkanmu.
Selagi kau terlelap, aku membayangkan diriku ada disampingmu. membelai rambutmu dan memelukmu hingga aku merasakannya, panas tubuhmu.
Selagi kau terlelap, aku menenggelamkan diriku dalam imaji rindu.
Menjadi dalang dalam drama tidak kasat mata. Menjadi diri yang lemah dan seakan mati tanpamu.
Sekarang, detik ini juga.
Tahukah kamu aku disini terdiam? membeku dan membisu.
namun lelaki kecil dalam diriku menjerit.
Ia berguling seperti bayi yang mendambakan pelukan hangat ibunya.
Ia menjerit seperti anak yang kelaparan. ia menangis merindukan boneka tidurnya.
Ia menangis merindukanmu,
Aku tak bisa menyembunyikannya lagi. benar-benar terasa rapuh.
Ingin aku menghentikan tangisan anak itu.
tetapi tak bisa. Ia hatiku, dan aku tak sanggup membohongi hatiku sendiri.
terlalu berat.
terlalu naif , dan terlalu sombong untuk membisakan diri.
hanya kamu, satu yang aku butuhkan.
Selagi kau terlelap, aku menuliskan surat ini meski tujuan akhir tak lain dan tak bukan adalah tong sampah yang siap menelah bulat-bulat kertas kerinduanku.
Aku hanya ingin meluapkan perasaan ini.
Rinduku tak tertahankan.
Selagi kau terlelap, ingin ku terlelap dan menemui di alam yang lain.